Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Inspiratif Seorang Anak Yang Memiliki Kelebihan Melik Adnyana || Bali.Sura

Kisah Inspiratif Seorang Anak Yang Memiliki Kelebihan Melik Adnyana || Bali.Sura

 “Om Swastiastu”


Sebagian besar orang khususnya di Bali tentunya tidak asing lagi dengan kata melik, Melik juga memiliki beragam jenis tergantung pembawaannya dari sejak mereka dilahirkan ke dunia ini dan salah satunya adalah melik Adnyana, sebelum menceritakan kisahnya perlu kita ketahui arti dari kata Melik Adnyana itu sendiri, dikutip dari beberapa cerita orang tua dan juga beberapa sulinggih bahwa mereka yang “Melik Adnyana” biasanya bisa merasakan, atau bisa melihat Roh Halus, dan bahkan bisa berkominikasi dengannya. Orang melik adnyana, biasanya diawali dengan mimpi mimpi ke Pura, Ketemu orang Pakain Putih, Ketemu Petapakan Bhatara (Rangda atau Barong), Mimpi Mesiat dengan Leak. Celakanya kalau dia (orang melik) kalah dalam mesiat lawan Leak, besok ia akan sakit dan bahkan mati mendadak.

Sebagian besar orang yang belum memahami hal ini sering menganggap bahwa melik adalah pembawa kesialan, namun ada juga yang menganggap bahwa melik adalah berkat yang membawa berkah, semua tergantung cara kita menanggapi dan menjalaninya.

Cerita ini dilangsir dari seorang anak yang memiliki kelebihan melik adnyana. Yang mungkin bisa kita ambil dari segi positifnya.

Rahajeng, Semuga apa yang saya ceritakan bisa menjadi kisah inspiratif bagi semuanya khususnya yang memiliki kelebihan sama seperti saya yaitu “Melik Adnyana”, saya terlahir di keluarga yang kurang mampu dimana bisa dikatakan kedua orang tua saya tidak tau banyak mengenai baca tulis apalagi tentang sastra, dimana keseharian yang mereka geluti hanya bercocok tanam di sawah yang bukan milik mereka (Nandingan) kelahiran saya di keluarga mereka merupakan berkah yang sangat luar biasa bagi mereka, karena saya adalah anak laki laki yg pertama di keluarga itu. Dulunya Ibu saya mencari sentana (suami yang di ajak tinggal di rumah Ibu) agar bisa menyambung keturunan di keluarga itu, karena Ibu saya tidak memiliki saudara laki laki. Dari perkawinannya mereka di karuniai dua orang anak perempuan sebelum saya, lalu saking niatnya orang tua saya ingin memiliki keturunan laki laki maka Ayah saya berdoa dan berjanji jika anaknya lahir laki laki maka Ayah saya akan menghaturkan akelan (6 ekor) Babi Guling, dalam istilah bali disebut Mesesangih.

Ketika itu Soma Kliwon, Wuku Wayang, Saka 1911, saya di lahirkan di dunia ini dengan jenis kelamin laki laki, ke dua orang tua saya pun sangat senang dengan kelahiran saya yang sesuai dengan keinginannya, tanpa disadari mereka lupa akan janji yang pernah di ucapkan sebelum saya dilahirkan, sampai akhirnya saya berusia 3 oton (120 hari), saat itu ekonomi keluarga saya masih tergolong tidak berkecukupan, namun godaan saya mulai terjadi, dimana saya sering menangis tanpa sebab, sering pingsan dan sebagainya. Sampai satu ketika Ayah saya merasa depresi akan keadaan yang di hadapinya, saya pun di taruh di atas kuburan di mana tempat kakek saya di kubur dan di tinggal, setelah sekian lama hati nurani seorang Ayah tidak bisa di bohongi dan Ayah saya pun mengambil saya dan diajaknya pulang. Suatu ketika seorang Nenek memberikan nasehat kepada Ayah saya dan di singgung lah masalah janji yang pernah diucapkan sebelum saya dilahirkan, seketika Ayah saya kaget dan mengingatnya, dengan bermodalkan utang di bayarlah janji dengan 6 ekor babi Guling tersebut. Singkat cerita usia saya sudah mencapai kurang lebih 7th, ketika itu saya mulai merasakan hal hal aneh dalam kehidupan saya, dimana diantaranya melihat sosok yg tak kasat mata, sering sakit kepala sampai pingsan, bahkan setiap hari sampai sekarang saya sering bermimpi datang kesebuah pura dan bertemu dengan sesuhunan Ratu Ayu dan Ratu Gede (Barong) disana saya sering di ajak terbang sampai ke sawah sawah. Suatu ketika saya ada yang memberi tahu jika mimpi di kejar maklhuk seram atau di ajak berkelahi maka kendalikan lah pikiran mu di dalam mimpi berusahalah untuk eling kepada Ida Sang Hyang Widi dan Ucapkan Gayatri, setelah 22 hari setelah saya di beritahu hal tersebut saya berhasil mengendalikan pikiran saya dan berucap Gayatri saat bermimpi buruk, dan hal itu sangat mujarap seketika maklhuk yang berwajah seram tersebut hilang dari mimpi saya, meski keesokan harinya adalagi mimpi itu.

Karena rasa tidak nyamannya saya dengan keadaan yang saya alami terutama sakit kepala yang saya alami maka saya mulai bercerita kepada kedua orang tua saya, merekapun tidak memiliki solusi terhadap hal itu karena mungkin mereka awam terhadap hal seperti itu, sampai di suatu ketika saya sering sakit sakitan, bisa dibilang setiap bulan saya menghabiskan waktu kurang lebih dua mingguan untuk di rawat di sebuah rumah sakit. Dengan kondisi ekonomi yang kami alami ditambah saya yang sering sakit sakitan, bisa dibayangkan bagaimana beban kedua orang tua saya saat itu, saya sangat wajarkan terkadang emosi Ayah saya yang tidak stabil, jadi pada saat itu dengan kenakalan masa remaja yang saya lakukan pernah disuatu ketika ayah saya sangat marah sekali sehingga membuat saya ketakutan bahkan sampai di dalam mimpi saya selalu dikejar bayangan Ayah, Seiring berjalannya waktu kami pun saling memahami karakter masing masing, lalu mulai mencari solusi dari godaan yang kami alami, suatu ketika ada sebuah pesraman yang menyediakan layanan Mesapuh Wayang Sapuleger dll secara gratis, disana lah saya di daftarkan untuk setidaknya saya pernah mendapatkan pengalaman di Sapuh Wayang Sapuleger dengan harapan segala godaan dan juga kenakalan saya setidaknya bisa berkurang.

Singkat kata saya pun sudah di Sapuh di pesraman itu sebanyak tiga kali, dampak yang saya alami pun terasa, saya menjadi semakin mengerti terhadap kondisi rumah saat itu/ tidak nakal, tidak pernah menuntut sesuatu di luar kemampuan orang tua saya, intinya perubahan karakter yang saya alami berbalik 90% berubah, tapi meski demikian tidak begitu halnya dengan mimpi kepura, bertemu sesuhunsn,sakit kepala secara tiba tiba yang saya alami, pernah di suatu hari sakit kepala yang saya alami sangat berat sekali, yang mengakibatkan rasa tidak karuan  dalam diri saya yang menyebabkan saya tidak dapat mengontrol diri saya, sampai di suatu tempat di tengah taman saya tersadar dalam tidur saya dan melihat sosok kakek kakek yang saat ini menjadi penuntun saya, setelah beberapa saat setelah saya tersadar beliau menanyakan kenapa saya tidur di tempat itu, lalu saya pun menjelaskan masalah yang saya hadapi pada saat itu, dengan nada mengobrol beliau seperti menuntun saya tentang cara pengendalian diri dan olah pikiran, dan beliau pun menyarankan saya untuk segera dilakukan upakara pebayuhan Melik Adnyana dan pawintenan, karena factor ekonomi saya hanya lakukan praktek pengendalian diri dan oleh pikiran seperti yang di katakana kakek itu, dan Astungkare rasa panik dan sakit kepala yang saya alami mulai mereda, semenjak itulah saya semakin senang mendengarkan dan membaca tentang ilmu ilmu keagamaan, meski sampai sekarang saya belum memahami betul tentang hal itu karena tidak ada guru yang menuntun saya, saya juga mulai tertarik dengan seni budaya tari bali sampai saya belajar belajar di berbagai sanggar seni, meski apa yang saya rasakan tidak seperti yang saya inginkan, kebanyakan orang lebih suka mengajarkan orang bisa ketimbang yang tanpa dasar seperti saya.

Seiring berjalannya waktu karena saya sering menarikan tarian topeng pajegan, banyak orang yang menyarankan saya untuk mawinten, karena keinginan saya yang sangat kuat untuk tetap belajar tari Topeng saya pun memutuskan untuk mawinten, dari seni tari juga sangat banyak sekali mengajarkan saya tentang jati diri dan juga budaya budaya di bali. Paska mewinten kehidupan saya pun terasa lebih membaik salah satunya focus dalam berfikir dan melangkah, rasa sakit kepala pun Astungkare hamper tidak pernah dirasakan, namun tentang mimpi itu masih sering saya alami, saya yakin suatu saat nanti ketika saya sudah bisa menyeimbangkan antara kebutuhan dan keinginan saya dan mempunyai biaya untuk upacara berikutnya yang harus saya lakukan saya akan lakukan hal itu, karena saya yakin Seni,Budaya,Upakara hendaklah seimbang dilakukan,dan ketika hal itu belum bisa untuk dilakukan masih ada jalan untuk meredamnya sampai nanti wajib untuk di lakukan. Terimakasih.


Dari penggalan cerita seorang anak di atas dapat kita pelajari bahwa hendaknya kita selalu ingat terhadap janji yang diucapkan, hendaklah kita eling dan menyebut nama tuhan ketika kita merasa takut baik itu di alam nyata atau mimpi, setiap kelahiran ada watak yang dibawanya dan bahkan ada pembawaan lain yang harus mereka jalani di dunia ini karena semua itu sudah di takdirkan, untuk menetralisir dan mengembangkan hal itu perlu adanya upakara yang harus dijalani dan ketika belum mampu masih ada jalan yang bisa mereka jalani setikdaknya untuk meredakan, Tetaplah Ajegan seni,budaya, adat istiadat di bali. Karena hal itu yang sudah diwariskan oleh pengelingsir kita. Yang terpenting besar kecilnya upacara yang dilakukan tidak ada paksaan, semua tergantung ekonomi kita.


Maaf cerita diatas tidak ada maksud untuk menjelekkan atau merendahkan sesuatu atau menyombong/ memamerkan sesuatu, cerita diatas sudah ada ijin dari narasumber yang mengalami kejadian tersebut, semua di tuangkan dengan magsud agar dapat di jadikan tolak ukur dan motivasi positif bagi semua orang atau yang mengalami hal yang serupa.


Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru

Semoga kami terhindar dari mara bahaya dan senantiasa diberikan tuntunan


“Om Santi, Santi, Santi Om”

Posting Komentar untuk "Kisah Inspiratif Seorang Anak Yang Memiliki Kelebihan Melik Adnyana || Bali.Sura"