Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Banten Segehan Dalam Upakara Bali

 

Banten Segehan Dalam Upakara Bali

           Banten Segehan Dalam Upakara Bali


"Om Swastiastu"


  Upakara bhuta Yadnya adalah bentuk persembahan kepada para bhuta kala dan juga para ancangan atau iringan ida bhatara bhatari. Yang bertujuan untuk membangun keselarasan antara manusia dan para bhuta, hal ini juga di magsudkan agar para bhuta tidak "ngrebeda" atau mengganggu jalannya upacara yang lain atau dalam kesehariannya agar kita tidak di ganggu.

Banten Segehan biasanya di bagi menjadi 4 bagian yaitu:

1. Segehan Cacahan

2. Segehan putih kuning (dalam 1 wadah tamas/ituk ituk.

Segehan putih kuning ada yang di pisah/disajikan pada 1 wadah dalam setiap warna.

2.1. Segehan Putih

2.2. Segehan Kuning

3. Segehan mance warna (dalam 1 wadah tamas/ituk ituk)

Segehan mance warna juga ada yang di pisah atau di sajikan dalam 1 wadah pada setiap warna sesuai dengan tempat, biasanya digunakan pada banten caru.

3.1. Segehan Brumbun (tengah)

3.2. Segehan Selem/hitam (utara)

3.3. Segehan Putih (timur)

3.4. Segehan Barak (selatan)

3.5. Segehan Kuning (Barat)

4. Segehan Agung (segehan 11)


Dalam kesehariannya dalam upacara bhuta yadnya ini biasanya kita menghaturkan atau menyuguhkan banten segehan cacahan atau banten segehan yang lainnya.

Banten segehan merupakan bentuk sederhana/kecil dari upacara bhuta yadnya, sedangkan bentuk yang lebih besar disebut banten tawur/caru.

banten segehan biasanya di haturkan pada saat rerainan Kajang Kliwon atau piodalan. Banten segehan cacahan adalah yang paling sering di haturkan, biasanya banten ini penyajiannya di letakkan di bawah, sudut sudut nataran mrajan/pura, di halaman rumah, depan pintu gerbang rumah/di lebuh, dan di perempatan jalan.

Adapun bahan bahan yang di gunakan dalam pembuatan banten segehan cacahan yaitu:

Segehan cacahan sudah lebih sempurna karena nasinya sudah dibagi menjadi lima atau delapan tempat. sebagai alas digunakan taledan yang berisikan tujuh atau Sembilan buah tangkih.


Segehan menggunakan 7 (tujuh) tangkih, sebagai berikut:


5 tangkih untuk tempat nasi yang posisinya di timur, selatan, barat, uatara dan tengah.


1 tangkih untuk tempat untuk lauk pauknya yaitu bawang, jahe dan garam.

1 tangkih lagi untuk tempat base tampel, dan beras.

kemudian diatas disusun dengan canang genten.


Segehan menggunakan 9 (sembilan) tangkih,sebagai berikut:


9 tangkih untuk tempat nasi yang posisinya mengikuti arah mata angin.

1 tangkih untuk tempat untuk lauk pauknya yaitu bawang, jahe dan garam.

1 tangkih lagi untuk tempat base tampel, dan beras.

kemudian diatas disusun dengan canang genten

Terimakasih

Semoga bermanfaat, ketentuan di atas tidak bersifat baku terkait masing masing wilayah memiliki desa kala patra yang berbeda.

"Om Santi, Santi, Santi Om"

Posting Komentar untuk "Banten Segehan Dalam Upakara Bali"