Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pikiran Yang Berujung Takdir, Apakah penyebabnya?

 

Pikiran Yang Berujung Takdir, Apakah penyebabnya?

“Om Suastiastu”

Jumujug pukite marikanang jagat, angerugaken kang sue Negara pure, bepraye menadi peguyangan warah, pasiluman marge kaye mangke.

Penggalan kata kata diatas di kutip dari kisah kemarahan seorang Ibu yang merasa diperlakukan tidak baik oleh orang orang di sekitarnya dan mengeluarkan segala kekuatannya dan pasukannya untuk membuktikan perkataan orang, terlepas dari benar atau salahnya perbuatan mereka, mari kita lihat dari dua sudut pandang yang berbeda.

Dikisahkan salah satu putri dari Ibu tersebut yang di nikahi oleh seorang raja di suatu kerajaan, dari kisah pernikahan mereka sebenarnya tidak ada permasalahan yang di hadapi, baik di kerajaan tersebut maupun di lingkungan sekitarnya, sampai suatu hari ada dari salah satu warga yang berpikir tentang silsilah buruk keluarga dari wanita yang dinikahi oleh Raja tersebut, dari pemikiran itulah lalu berlanjut menjadi pembicaraan kecil dari mulut ke mulut sampai di suatu ketika menimbulkan keresahan di wilayah tersebut. Karena takut akan berita yang menyebabkan keresahan tersebut maka dilaporkanlah masalah tersebut kepada Raja yang berkuasa di wilayah tersebut.

Sebagai seorang Raja yang mengayomi masyarakatnya, walaupun Raja tersebut tidak merasakan seperti apa yang dibicarakan warganya dan tanpa memastikan kebenaran atas berita tersebut, lalu di kembalikanlah wanita yang dinikahi oleh Raja tersebut kerumah ibunya atas dasar ketakutan warganya kepada Ibunya.

Sikap Raja tersebut menimbulkan kemarahan bagi ibunya yang merasa diperlakukan tidak adil terhadapnya dan juga anaknya, walaupun Ibu tersebut memang benar memiliki ilmu yang ditakuti oleh warga tersebut namun Ibu tersebut tidak merasa melakukan hal yang di takuti oleh warga tersebut sebelumnya.

Atas dasar ketidak adilan yang dilakukan oleh Raja dan warganya, lalu Ibu tersebut menunjukkan Ilmu yang membuat seluruh masyarakat tersebut mati secara berlahan (Grubug). Dan Atas dasar membela wilayah yang dikuasainya dan warganya maka terjadilah peperangan yang sangat sengit antara Raja dan Ibu tersebut. Dimana akibat dari peperangan tersebut menimbulkan banyak korban jiwa.

Mari kita melihat kisah ini dari dua sudut pandang yang berbeda

  1. Seorang warga takut akan ilmu yang di kuasai Ibu tersebut. Lalu ketika benar apa yang ditakuti warga tersebut apakah Ibu itu salah?
  2. Seorang Ibu merasa marah atas tuduhan warga tersebut, Lalu ketika Ibu tersebut benar apakah ketakutan warga itu salah?
Keduanya mempunyai dasar/alasan yang kuat atas apa yang dilakukannya.

Selalu berfikir positif untuk bisa memberikan sumbangan pemikiran yang positif dengan narasi narasi yang positif astungkare hal positif akan menyertai.

Masing masing mempunyai cara hidup terhadap dirinya, selagi itu tidak menyakiti orang lain itu sah sah saja.


 Maka berhati hatilah 

  • Pikiranmu akan menjadi perkataanmu,
  • Perkataanmu akan menjadi perbuatanmu,
  • Perbuatanmu akan menjadi kebiasaanmu,
  • Kebiasaanmu akan menjadi takdirmu.


Maka kendalikanlah hal itu, Astungkare Rahayu.

“Om Santi, Santi, Santi Om”

Profil by: Master of Balinese dance Dewa Apel)

Posting Komentar untuk "Pikiran Yang Berujung Takdir, Apakah penyebabnya?"