Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makurenan atau Menikah Bagaimana Filosofinya|| Bali Sura

                                                

Makurenan atau Menikah Bagaimana Filosofinya|| Bali Sura

“Om Suastiastu”

Makurenan dalam bahasa Indonesia yang berarti menikah, namun sebelum kita membahas tentang filosofi Makurenan, ada baiknya kita ketahui 3 filosofi fase yang dilalui sebelum Makurenan.


  1. Makenalan

Makenalan dalam bahasa Indonesia yang berarti berkenalan, kata Makenalan jika di bagi dua akan menjadi Make (Cermin) Angan (Rasa/Pikiran), maka Kata Makenalan berarti fase dimana kita saling melihat dan menimbang jati diri dan juga pasangan yang kita sukai. Dalam fase ini biasanya kebanyakan orang sering berbohong kepada pasangannya agar terlihat lebih menarik dari karakter atau jati diri mereka yang sebenarnya tanpa kita sadari mungkin orang yang kita bohongi akan menjadi pasangan hidup kita dan sudah pasti akan mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya. Maka dari itu dalam fase Makenalan akan lebih baik kita perlihatkan jati diri kita yang sebenarnya. Seberapa tidak menariknya kita jika pasangan itu mau menerima kita itulah awal kebahagiaan kita.


  1. Metunangan


Metunangan dalam bahasa Indonesia yang berarti pacaran, Kata Metunangan jika di bagi dua akan menjadi Metu (Timbul) Angan (Rasa/Pikiran), maka kata Matunangan berarti fase dimana sudah tumbuh rasa untuk saling mengenal jauh lebih dalam atau fase dimana sudah tumbuh rasa untuk saling memiliki, dalam fase ini biasanya yang jadi ujian kita adalah kesetiaan dan kebijaksanaan, kebanyaan seseorang disini akan merasa jenuh atau tidak konsisten dengan ucapan saat pertama mungucap janji untuk saling memiliki, hendaknya disinilah kita harus benar benar memahami dan membuktikan pasangan kita atas kesetiaannya.


  1. Makurenan


Makurenan dalam bahasa Indonesia yang berarti Pernikahan, Kata Makurenan jika kita bagi dua akan menjadi Maku (Menyatukan) Angan (Rasa/Pikiran), Maka kata Makurenan berarti fase dimana kita sudah benar benar mengerti dan menerima segala bentuk kekurangan dan kelebihan pasangan kita atau bisa di sebut menyatukan dua pikiran menjadi satu tujuan, seharusnya jika ke dua fase di atas dilakukan dengan baik maka dalam fase ini hendaknya tidak ada lagi permasalahan yang dihadapi, namun kembali lagi dengan hukum alam ruwa bineda (baik, buruk) kehidupan pasti akan selalu berdampingan, namun jika tujuan kita sudah sama maka hendaklah dihadapi berdua, niscaya seberat apapun cobaannya akan terasa lebih nikmat, karena taksu diri atau guna diri datangnya dari keluarga


    Mari kita saling mendukung dan menyayangi satu sama lain yang berawal dari keluarga, saudara, sahabat, teman dan lingkungan sekitas, buktikan Taksu Bali itu ada.

  • Semoga semua pasangan di Dunia ini bisa menjalani kehidupan yang bahagia

  • Semoga kita semua bisa membagi kebahagiaan kepada orang lain

  • Semoga Semua makhluk di Dunai Berbahagia



Maaf karangan di atas tidak ada tatanan yang mengikat, semoga kita bisa mengambil sisi positif dari karangan diatas.


“Om Santi, Santi, Santi Om”

Posting Komentar untuk "Makurenan atau Menikah Bagaimana Filosofinya|| Bali Sura"