Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lawar Bali Mebase Kecap dan Saos|| Bali.Sura

 

Lawar Bali Mebase Kecap dan Saos|| Bali.Sura
Photo Master of balinese dance Dewa Togir

“Om Swastiastu”


    Dahulu dengan bermodalkan keahlian dan budaya yang dimiliki kehidupan kita berjalan biasa biasa saja namun rasa sodalidaritas menyame braye yang kita miliki sangatlah kental, lalu niat untuk mengembangkan finansial diri mulai tumbuh dengan mengandalkan keahlian dan budaya yang kita miliki. Seiring berkembangnya jaman, orang asing mulai tertarik dengan keahlian dan budaya yang kita miliki.

 Dengan menjanjikan segala bentuk kemewahan, mereka limpahkan segala bentuk kemewahan kepada kita dan mempelajari budaya yang kita miliki, mereka pun sangat lihai dan bahkan menjadi pengajar di negaranya sendiri, untuk sebagian dari mereka mungkin dengan rasa yang tulus iklas ingin mempelajari budaya kita dan bahkan menjadi bagian dari kita, akan tetapi mungkin saja yang sebagiannya lagi justru ingin merusak tatanan budaya kita dan merubahnya dengan budaya mereka sendiri, dan bahkan tidak sedikit dari kita dengan rasa bangga mengikuti budaya mereka.

 Tentu dalam hal ini semua yang dilakukan tidak lah salah, karena berbagi hal positif yang kita miliki kepada sesama sangatlah baik, namun janganlah kita malah mencampuri budaya kita dengan budaya yang mereka miliki atau bahkan melupakan budaya yang kita miliki, yang sekiranya dulu menjadi tumpuan kita untuk kehidupan yang kita alami saat ini. Tidak bisa dipungkiri setiap orang menginginkan kehidupan finansial yang mencukupi atau bahkan melebihi, namun hendaklah kita membentuk jati diri yang kuat dengan tetap mengajegkan warisan budaya dari leluhur kita, tanpa menghilangkan kesucian dan keagungannya. Niscaya hal itu yang akan kita jalani bersama sama.

  • Lawar bali base ne base magenep (Rajang)         Jaen/Enak
  • Sayur cap cay bumbune kecap ajak saos            Jaen/Enak

Tetaplah ajegan Lawar bali dengan bumbu base magenep (Rajang), jangan sampai Lawar bali memakai bumbu kecap dan saos, tentunya akan terasa asing di lidah orang bali dan merusak jati diri lawar bali itu sendiri.

Sayur cap cay memang enak, namun tetaplah ajegan Lawar bali, karena merekapun suka lawar bali, dan jika kita mampu mengajegkan lawar bali, pastinya lawar bali bisa kita nikmati bersama sama

Begitu pula dengan budaya yang kita miliki, tidak ada salahnya kita mengetahui budaya mereka namun janganlah lupa dengan budaya sendiri, ajegan dan lestarikan karena mereka pun tertarik dengan budaya kita, dan pastinya budaya kita tetap ajeg dan kita jalankan bersama sama.

Dan apa bila semuanya kita abaikan maka kita pun akan menjadi asing dengan budaya kita, dan suatu saat kita akan kembali bersaing untuk mempelajari budaya sendiri.


Semoga Bali tetap Ajeg

Semoga kita bisa berbagi hal positif ke pada sesama


Maaf karangan diatas tidak ada unsur ajakan atau larangan yang di magsudkan, semoga bisa di ambil hal positifnya.


“Om Santi, Santi, Santi Om”

Posting Komentar untuk "Lawar Bali Mebase Kecap dan Saos|| Bali.Sura"